3 Kecurangan di Turnamen Esport yang Perlu Kamu Tahu

Esportsku bikin 3 kecurangan di turnamen esport yang perlu kamu tahu. Biar informasi yang kamu dapet juga berimbang. Jadi mulai sekarang jangan mikir kalau dunia turnamen esports itu cuma ada enaknya aja.

Dunia turnamen e-sports emang penuh glorifikasi dan euforia khas dunia digital. Prestasi, royalti, honor, dan kehebohan pasti ada di sana. Belum lagi soal honor atlet esport dan para staf manajemen tim yang jumlahnya banyak banget dan bikin iri.

Sayangnya gemerlap dunia esport itu ternyata juga punya sisi gelapnya sendiri. Contoh sisi gelapnya adalah pakai cheat, pengaturan skor, dan beberapa yang lain. Sisi gelap itu nggak terjadi di Indonesia, lho. Tapi terjadi di turnam-turnamen esports kelas dunia.

Esportsku bikin 3 kecurangan di turnamen esport yang perlu kamu tahu. Biar informasi yang kamu dapet juga berimbang. Jadi mulai sekarang jangan mikir kalau dunia turnamen esports itu cuma ada enaknya aja.

Kongkalikong di Fortnite World Cup 2019

Fortnite World Cup baru sekali diadakan di tahun 2019, eh udah ada yang main curang aja di turnamen ini. Pelakunya bernama XXiF dan Ronaldo. Dua pemain ini ketahuan bikin kongkalikong biar bisa sampai di level grand final.

Kecurangan kedua pemain itu dimulai dari viralnya video permainan XXiF dan Ronaldo sebelum final. Dua video itu menampilkan kemenangan yang gampang banget diperoleh kedua pemain.

Akhirnya, manajemen Epic Game melakukan investigasi. Hasilnya, kedua pemain emang melakukan kongkalikong dengan pemain lain biar bisa menang mudah. Hukuman buat kedua pemain curang itu ternyata cuma nggak boleh ikut turnamen selama 14 hari.

Sengketa gaji roster dan timnya

Kasus ini terjadi di skena game Fortnite. Tim esport FaZe Clan harus berhadapan dengan rosternya sendiri yang bernama Turner Tenney, alias Tfue. Kehebohan kasus dimulai dengan surat gugatan Tfue ke manajemen tim meminta pembayaran honor.

Kehebohan sengketa ini makin menjadi saat manajemen FaZe Clan ngomong ke publik. Lewat akun twitternya, manajemen ngasih kabar bahwa tim FaZe Clan nggak dapet profit dar berbagai platform yang mereka ikuti. Tim nggak dapat profit dari Youtube, Twitch, turnamen, dan lain sebagainya.

Padahal kolaborasi antara FaZe Clan dan Tfue menghasilkan duit sampai jutaan dolar. Tapi manajemen tim ngaku kalau profit tim cuma 60.000 dolar Amerika.

Match fixing CS:GO di Australia

Kasus ini terjadi di awal Mei 2020. Kasus matc fixing CS:GO ini juga baru pertama kali terjadi Victoria, Austalia. Ada lima orang yang ditangkap karena melakukan match fixing game CS:GO.

Bentuk match fixing yang dilakukan adalah ikut 20 jenis taruhan. Kemudian mereka sengaja throwing di lima game.

Investigasi soal matc fixing yang mereka lakukan dilakukan sejak 2019, nih. Sampai sekarang masih sedikit informasi yang bisa didapat. Karena polisi masih melakukan penyelidikan. Tapi yang jelas, kasus matc fixing ini bikin heboh skena CS:GO global.

berita esports indonesiacurang turnamen esportsturnamen esportsturnamen fortnite world cup