Kisah atau Lore Xiao di Genshin Impact

Penasaran seperti apa kisah Xiao sebelum dirinya menjadi Adeptus penjaga Liyue di Genshin Impact?

Genshin Impact sebentar lagi akan rilis versi 1.3 yang akan dimulai pada awal Februari 2021 mendatang. Salah satu karakter terbaru pada update tersebut adalah Xiao yang merupakan Adeptus selain Ganyu yang paling dinantikan, ini kisah atau Lore Xiao di Genshin Impact.

Xiao merupakan karakter dengan vision Anemo terbaru di Genshin Impact, ia merupakan Adeptus yang merupakan penjaga kota Liyue, kehadiran Xiao disambut baik oleh para gamer GI, pasalnya, Xiao merupakan karakter yang paling dinantikan saat ini.

Pada kesempatan kali ini Esportsku akan membagikan kisah atau lore Xiao di Genshin Impact yang kami rangkum dari berbagai sumber. Nah bagi kalian yang sudah menantikan karakter satu ini, yuk simak asal-usul karakter favorit kalian satu ini.

Kisah atau Lore Xiao di Genshin Impact

Ditengah badai diatas Lautan Guyun Stone FOrest, sosok laki-laki terlihat dengan wajah yang muram, sosok tersebut menunjukan aura jahat yang telah disegel oleh Geo Archon pada ribuan tahun lalu di bawah tombak dalam bebatuan. Sekilas, remaja tersebut teringat kenangannya ketika era perang archon ribuan tahun lalu.

Dalam lamunannya, Xiao melihat kapal yang sangat besar terombang ambing dengan badai lautan. Kemudian Xiao dengan kekuatannya mampu menenangkan badai tersebut serta membukanya jalan yang bersa.

Dalam kapal tersebut adalah Captian dari Armada Maritim kota liyue yakni the Crux (Beidou). Kapten Beidou kemudian melihat ke sosok Adeptus yang kuat yang telah melindunginya dari terjangan badai yang sangat besar. Yap, Adeptus tersebut adalah Xiao yang merupakan pelindung Liyue sejak ribuan tahun lalu.

Sebenarnya, Xiao bukan merupakan nama asli dari Adeptus satu ini, Xiao memiliki nama Alatus, yang memiliki artis sebagai Golden Wings, atau sang raja yang memiliki sayap berkilau emas.

Bagi Xiao, nama Alatus hanyalah sebuah masa lalu yang sudah kelam dan berharap tidak terulang kembali. Alatus sendiri merupakan seorang Adeptus dengan sebutan Yaksha dan berbeda dengan Adepti pada umumnya.

Satu hal yang diketahui oleh para Yaksha, bahwa bansa Yaksha tersebut merupakan Adepti yang brutal serta gila perang. Mereka merupakan perwujudan dari senjata perang, dan mereka juga memiliki kekuatan yang patut untuk diwaspadai oleh para monster, iblis dan bahkan para dewa sekalipun.

Xiao juga tak lepas dari disebutnya sebagai dewa perang. Namun ketika seorang dewa yang keji berhasil memperbudak Alatus dengan mengetahui kelemahan dari sang Yaksha. Alatus kemudian dipaksa untuk menjadi senjata penghancur dari dewa tersebut.

Banyak nyawa yang sudah melayang, banyak cita-cita yang sudah hancur, dan banyak mimpi yang sudah ditelan oleh perbuatan sang Yaksha tersebut.

Alatus menjadi salah satu nama yang paling ditakuti, baik oleh para manusia, iblis, monster dan juga dewa sekalipun. Di medan perang, siapapun yang melihat siluet yang berkilau dengan menggunakan zirah bersayap emas terpaksa harus menghadapinya apapun yang akan terjadi.

Alatus dibutakan oleh amarahan dan rasa benci atas sang dewa keji yang sudah memperbudaknya. Tidak ada sedikitpun rasa yang peduli akan yang terjadi di medan perang.

Hingga akhirnya, sang pangeran dari Adepti yakni Morax si Archon Geo berhasil mengalahkan dewa keja tersebut, dengan gugurnya dewa tersebut, kini Alatus bebas dan bisa pergi kemanapun ia mau.

Akan tetapi, saking lamanya setelah ia diperbudak, Alatus atau Xiao ini sudah memutuskan mimpi bebasnya. Alatus menganggap Morax adalah penyelamat hidup baginya, dan Alatus sangat berterimakasih pada Morak dengan menawarkan dirinya sebagai senjata perang dari Morax.

Kemudian sanga Archon setuju dengan yang ditawarkan oleh Alatus, akan tetapi apa yang menjadi kontrak dari Morax sangat berbeda dengan yang diusulkannya. Xiao diberi tugas untuk membersihkan racun dan juga emosi dari kebencian para dewa dan melindungi kota Liyue.

Kemudian Morax juga mengetahui bahwa Alatus sangat menderita ratusan tahun ini dan mengakhiri penderitaannya dengan memberikan sebuah nama untuk Alatus yakni dengan nama Xiao.

Ini merupakan pertama kalinya bagi Alatus atau Xiao yang merupakan senjata perang untuk melindungi sebuah kota yang bernama Liyue. Kemudian Xiao merasakan bahwa Morax dapat memberikan kedamaian dir bangsa Yaksha yang sebelumnya sangat buruk menjadi hal yang baru.

Dengan bangga Xiao menerima tawaran dari Morax dan menjadi salah satu dari Guardian Yaksha dan menjadi pasukan elite dari Yaksha tersebut. Ia bersama 4 Yaksha lainnya yakni Bosacius, Indarius, Menogias dan Bonanus.

Xiao akhirnya bisa melindungi Liyue dengan membersihkan setiap ancaman dari para iblis dan masalah lainnya. Namun walaupun seorang Yaksha, akan tetapi para Yaksha tidak tahan terhadap kegelapan. Ada tiga dari lima Yaksha perlahan dimakan oleh Kegelapan dan akhirnya tewas.

Kemudian Boscius yang masih bertahan tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Kemudian Xiao juga terpengaruh kegelapan namun masih bisa bertahan dengan mengkonsumsi obat yang dapat menahan rasa sakitnya. Obat tersebut memiliki efek samping yang besar dan tidak ada satupun yang dapat bertahan selain Xiao.

Xiao menjadi Guardian Yaksha terakhir dan masih menjalankan tugasnya hingga sekarang, Yaksha mulai bergaul dengan para manusia dan mulai mempelajari salah satu teknik Exorcism. Xiao dengan para Exorcism lainnya kemudian mengemban tugas untuk memberikan Liyue dari roh jahat dan juga melindunginya.

Note: Para Exorcism yang menjaga Liyue bersama Xiao diantaranya adalah Chongyun, Xingxiu dan masih banyak lainnya yang menjadi karakter Playable di Genshin Impact.

Nah itu saja saja kisah atau Lore Xiao di Genshin Impact. Tentunya kita sudah tidak penasaran lagi mengenai asal-usul dari Xiao yang akan rilis pada Genshin Impact 1.3 di awal bulan Februari 2021 mendatang.

genshin impactxiao
Comments (0)
Add Comment