Sempat Dikritik, Virtus.Pro Sukses Mempertahankan Gelar The Summit 7

Turnamen The Summit 7 baru saja berakhir malam tadi di Los Angeles, Virtus.pro tidak hanya keluar sebagai juara, namun juga berhasil melewati tantangan besar agar tidak kalah di game kelima babak Grand Final untuk kedua kalinya.

Sebelumnya Virtus.pro yang sukses mencapai babak Grand Final turnamen Kiev Major menjadi bahan perbincangan di komunitas Dota 2. Episode dari film True Sight yang mengikuti mereka sepanjang turnamen Major menjadi isu yang ramai diperbincangkan baik di forum reddit, para pemain serta staf managerial. Para pemain berpendapat bahwa Valve membuat mereka terlihat seperti ‘penjahat’ di sebuah film sedangkan OG adalah tim yang sopan dan baik. Citra tim Virtus.pro seakan rusak karena drama tersebut selama beberapa minggu sampai akhirnya baru hilang saat turnamen EPICENTER akan dimulai.

Sebagai satu-satunya perwakilan regional CIS dalam turnamen EPICENTER, VP diharapkan bisa tampil baik, namun hasil buruk justru mengecewakan fans mereka di kandang sendiri. Lagi-lagi hal tersebut menjadi perbincangan hangat di forum reddit. Virtus.pro dianggap sebagai salah satu tim yang paling mudah ditebak dalam hal pemilihan hero. Beberapa pemain berbicara mengenai drafting tim VP dalam wawancara mereka dengan cybersports.com. Salah satunya Danil ‘Dendi’ Ishutin yang mengatakan “Cukup mudah untuk memprediksi apa yang akan dipilih VP, dan anda dapat mempersiapkannya. Itulah strategi yang dibawa dari patch sebelumnya, VP memilih apa yang mereka yakini.”

Ludwig ‘zai’ Wåhlberg sempat mengatakan bahwa ia ingin bertanding melawan Virtus Pro di Moscow, namun hal itu tidak pernah terjadi karena “mereka bermain sangat tidak bersemangat. Saya tidak percaya mereka tampil tidak seperti biasanya.” kata zai. “Mereka bisa dibilang tidak sejajar dengan cara permainan tim lain” Zai menyebutkan dalam wawancaranya. Satu-satunya tim yang melawan VP di babak penyisihan adalah Team Liquid. Ketika Ivan ‘MinD_ContRoL’ Borislavov ditanya mengenai pola pemilihan hero tim VP, ia mengatakan “Ini adalah VP, mereka selalu bermain dengan cara yang sama, konsep yang sama, hero yang sama, jadi kita baru saja mengalahkan mereka.”

Jadi, dengan begitu banyaknya diskusi mengenai strategi pemilihan hero mereka yang terbatas, Virtus.pro datang ke turnamen Summit 7 dengan sesuatu yang spesial bagi lawan mereka. Mereka menantang diri mereka sendiri untuk bermain tanpa mengulang pemilihan hero apapun selama mungkin.

Selama lima hari, Virtus.pro berhasil melakukannya dan penampilan mereka justru lebih baik ketika harus turun ke lower bracket di hari kedua. VP terus berjuang menuju Grand Final dengan tetap berpegang pada tantangan yang mereka buat. Mereka sukses mengalahkan Digital Chaos, NP, LGD Gaming dan Team Secret di Grand Final. Mempertahankan gelar ketika lawan mereka tahu persis apa yang mereka coba lakukan, menjadi prestasi yang luar biasa bagi VP. Tidak hanya menjadi juara Summit 7, mereka juga diundang langsung ke turnamen The International 7.

Dota2
Comments (0)
Add Comment