Konsekuensi Berat sebagai Anggota Tim-Tim MLBB Terkuat yang Tidak Banyak Diketahui!

Bermimpi untuk menjadi anggota RRQ atau EVOS? Tunggu dulu! Apakah kalian benar-benar yakin setelah mengetahui konsekuensi berikut ini?

Silih berganti berbagai informasi terus berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Mengingat saat ini, transfer window dari pro player MLBB Indonesia sedang berlangsung.

Berbagai tim berupaya membentuk line up terbaik untuk dapat semakin kuat dalam melakoni laga-laga yang akan hadir dikemudian hari. Pada beberapa waktu yang lalu, sebut saja Evos Legends dan Aura Fire yang aktif melirik beberapa pemain baru.

Pasalnya, kedua tim tersebut sangat membutuhkan perombakan pemain untuk dapat meningkatkan performa tim mereka. Tidak menutup kemunkinan, kedepannya juga akan terjadi perpindahan pemain yang terjadi di tim lain.

Akan tetapi, terdapat sebuah konsekuensi yang jarang diketahui orang. Penasaran dengan konsekuensi tersebut? Langsung saja simak pembahasannya di bawah ini!

Tim Besar

Dari awal pro scene MLBB MPL Indonesia berlangsung, setidaknya terdapat 2 tim besar yang selalu menjadi rival antara satu dengan yang lain. 2 tim tersebut adalah RRQ dan EVOS.

Kemudian, seiring berjalannya waktu mulai muncul tim-tim lain yang mampu bersaing dan meruntuhkan dominasi dari kedua tim tersebut. Sebagai buktinya, kini telah ada keberadaan tim Alter Ego, Bigetron Alpha, dan juga Onic eSports.

Ditambah lagi, performa tim pada setiap laga kini semakin sulit untuk diprediksi. Hal tersebut dikarenakan telah terjadinya persebaran kemampuan dan kapasitas yang cukup seimbang diantara berbagai tim di Indonesia.

Setidaknya, kini MPL Indonesia terdiri dari 8 tim besar yang melakoni ajang paling bergengsi tersebut.

Fan Base

Jika berbicara mengenai tim besar, pastinya tidak luput dari sosok para pendukung. Indonesia jelas memiliki komunitas MLBB yang sangat besar. Hal tersebut juga mengakibatkan fan base yang dimiliki oleh tim besar, juga bersifat cukup massive.

Oleh karena itu, setiap kali tim besar bertanding, tidak perlu diragukan lagi atmosfir yang mampu tercipta. Pasalnya, antusiasme dari para fan base juga sangat memberikan pengaruh terhadap pemain yang berlaga dari kedua belah pihak di setiap pertandingannya.

Meskipun MPL ID Season 6 lalu harus berlangsung secara online dikarenakan global pandemic, hal tersebut tidak menjadi halangan bagi fan base tim untuk memberikan dukungan.

Melalui comment section ataupun kabar berita, para pendukung terus aktif dan mampu menyampaikan berbagai pesan yang kuat ke para pro player. Tentunya, secara keseluruhan hal tersebut dapat bersifat positif ataupun negatif.

Positif & Negatif

Hasil dari interaksi dengan para pendukung memang mencakup 2 hal tersebut. Dimana respon positif dapat berupa dukungan, kritik, atau saran. Sedangkan, respon negatif juga tidak luput dari perhatian.

Diantara para pendukung juga pastinya ada sosok haters. Bahkan, pro player juga dapat menerima hujatan dan hinaan dari media sosial. Tentunya, berbagai penyebab dan latar belakang dapat menjadi alasan dibalik fenomena tersebut.

Kekuatan pesan dari para pendukung, juga tidak dapat diremehkan. Sebut saja Antimage yang pernah berkeluh kesah di sesi live stream Jonathan ‘EMPEROR’ Liandi. Dimana kala itu, Antimage yang memperkuat Onic eSports baru saja menerima kekalahan.

Pasalnya, Antimage mempertunjukkan performanya yang sedang tidak dalam kondisi baik. Alhasil, dirinya mengaku menerima hujatan dan kecaman dari berbagai pihak di berbagai media sosial.

Akibatnya, Antimage bahkan mengurungkan niat untuk melakukan live stream di channel miliknya. Ditambah lagi, dirinya juga menyebutkan bahwa hal tersebut merusak mood dan fokus yang dia miliki terhadap pertandingan yang masih perlu dilakoni pada pekan depan.

Beban Berat

Tentunya, ONIC layak disebut sebagai tim besar di Indonesia. Selain menjadi salah satu dari 8 tim yang berlaga di MPL ID, ONIC juga pernah sukses meraih gelar juara MPL ID dengan catatan yang spektakuler.

Hal tersebut mengakibatkan, ONIC memiliki fan base yang cukup besar. Tidak heran jika melihat Antimage bahkan dapat terkena efek yang cukup kuat dari berbagai lontaran pesan para pendukung tersebut.

Menariknya, hal ini dapat dialami oleh berbagai pemain. Tidak hanya Antimage sendiri. Sebut saja Celiboy yang mengaku sempat menerima tawaran untuk memperkuat tim RRQ. Namun justru, Celiboy menolak tawaran tersebut.

Menurut keterangan yang Celiboy berikan, dirinya merasa belum memiliki kapasitas untuk bertanding dan memperkuat tim yang terdiri dari Sang Alien, RRQ Lemon. Tentunya, kehadiran sosok superstar di sebuah tim juga mampu menghadirkan beban kepada pro player lainnya.

Bahkan dalam kasus tersebut, Celiboy harusnya menjadi teman anggota tim Lemon, bukan sebagai lawan. Coba kalian bayangkan jika Lemon berada di pihak lawan seperti saat grand final MPL ID Season 6 lalu.

Tentunya beban yang dipikul dari sebelum sesi draft pick game 1 juga mencakup berbagai aspek dari pertandingan yang begitu luar biasa tersebut.

Donkey Bar Bar

Selain itu, Donkey Bar Bar juga sempat memberikan keterangan lebih lanjut. Donkey sendiri adalah veteran dan mantan pemain EVOS yang sukses menjuarai gelar M1 pada 2019 silam. Pada saat live stream, Donkey berbincang mengenai aktivitas EVOS yang berusaha menggaet Xorn dari Malaysia.

Menariknya, Donkey terlihat cukup pesimis terhadap kehadiran Xorn. Pasalnya, sebelumnya Xorn memang sempat menolak tawaran untuk bergabung bersama EVOS. Donkey juga menyebutkan bahwa masih ada kemungkinan bahwa Xorn akan kembali mengurungkan niatnya untuk memperkuat EVOS pada saat ini.

Hal tersebut dikarenakan, Xorn secara pasti harus mempertimbangkan beban berat yang akan dia pikul jika memperkuat nama EVOS. Tidak menyebutkan fan base, Donkey lebih berfokus untuk membahas besarnya nama EVOS itu sendiri.

Sebut saja sebagai tim yang memegang gelar juara M1. Xorn tentunya harus mampu memikul beban tersebut selagi dirinya memantapkan diri untuk memberikan yang terbaik bersama EVOS.

Pro Players

Dari pembahasan tersebut, kita dapat menilai bahwa menjadi pro players tidaklah semudah yang dapat kita lihat. Dimana untuk menjadi pro players tampaknya hanya membutuhkan mekanik dan skill tingkat tinggi dalam permainan.

Namun, rupanya pro players juga diselimuti oleh berbagai tuntutan tanggungjawab serta konsekuensi yang berada di berbagai aspek. Ditambah lagi, berbagai hal tersebut terus mengikuti dan berada di sekitar para pro players dalam berlaga di setiap pertandingan.

Apalagi, seorang pemain juga dihadapkan dengan satu tantangan besar yang sangat sulit untuk ditaklukkan. Dimana seorang pro player selalu dituntut untuk menampilkan performa yang konsisten.

Masalahnya, berbagai konsekuensi dan beban berat yang dipikul pada waktu yang bersamaan tersebut juga mampu menjadi batu sandungan. Oleh karena itu, pastinya setiap pemain MLBB Indonesia yang bermain dengan apik sangat patut diacungi jempol.

Tidak hanya itu, justru hal tersebut juga dapat dijadikan motivasi untuk terus fokus bagi kalian yang ingin menjadi pro players. Mengingat ajang e-sport di Indonesia dalam divisi MLBB, telah terbukti keganasannya di level internasional!

Website ini menggunakan Coookie untuk kestabilan akses, Apakah kamu menerimanya? Terima!Detail Tetang Cookie