Kisah Seorang Pria Mencari Keluarganya Setelah Tradegi Kanjuruhan

Kali ini ada Kisah Seorang Pria Mencari Keluarganya Setelah Tradegi Kanjuruhan. Simak berikut ini pada artikel penjelasannya.

SC: Reuters.com

Tradegi di staidon Kanjuruhan Malang setelah pertandingan AREMA FC melawan Persebaya menyisakan insiden yang cukup kelam, tradegi tersebut menelan cukup banyak korban sampai dengan 205 korban jiwa. Kali ini ada Kisah Seorang Pria Mencari Keluarganya Setelah Tradegi Kanjuruhan.

Sepak bola Indonesia kali ini mengalami duka yang cukup dalam setelah kerusujan yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang. Kejadian yang diduga terpicu dari kekalahan AREMA FC atas Persebaya ini menelan korban 205 hari Sabtu, 1 Oktober 2022 kemarin.

Berikut ini ada penjelasan mengenai cerita dari seorang pria yang mencari keluarganya atas tradegi Kanjuruhan yang mengenaskan di sejarah sepak bola Indonesia.

Kisah Seorang Pria Mencari Keluarganya Setelah Tradegi Kanjuruhan

Dilansir dari Reuters kali ini ada seorang Andi Hariyanto yang mencari keluarganya setelah kejadian di stadion Kanjuruhan, Malang. Dimana dirinya tidak mau lagi untuk menyaksikan pertandingan sepakbola atas kejadian yang menimpa dirinya dimana menghilangkan keluarga dari Istri, putri dan sepupunya.

Saat berada di tribun penonton, Andi yang sambil mengendong putranya terpisah dengan istri dan putrinya. berdesakan dikarenakan gas air mata, mereka berhasil mendapatkan bantuan medis.

Kemudian Saat asap menghilang, Andi mulai mencari istri dan anak perempuannya, membalikan korban yang terinjak dan tedesak saat mencoba melarikan diri melalui pintu keluar yang namun terkunci beberapa diantaranya.

“Mereka seharusnya tidak pernah menembakkan (gas air mata) ke tribun penonton karena semua kekacauan terjadi di lapangan,”

“Saya terus mencari melalui semua mayat, kemudian saya menemukan putri saya Natasya dan Naila. Saya berjuang untuk menemukan ibu mereka,”

Setelah diketahui Sang istri yang berusia 34 tahun terluka dan kemudian meinggal di rumah sakit. Sedangkan Kedua putrinya berusia 16 dan 13 tahun adalah adopsi.

“Saya tidak akan pernah menonton (pertandingan sepak bola) lagi. Sekarang saya hanya bisa memikirkan anak saya dan saya tidak punya waktu untuk hal lain. Sekarang yang penting adalah bagaimana mendapatkan makanan besok,”

“Dalam mimpiku, semuanya normal, dan (apa yang terjadi) terasa seperti kebohongan, Tetapi setiap kali saya bangun, saya menyadari bahwa mereka tidak ada lagi di sini.”

Itulah penjelasan mengenai seorang pria yang mencari istri, putri serta keluarganya atas tradegi di Kanjuruhan. Tentunya hal tersebut menjadi tradegi yang cukup kelam di dunia persepakbolaan Indonesia.

Website ini menggunakan Coookie untuk kestabilan akses, Apakah kamu menerimanya? Terima!Detail Tetang Cookie