Perlukah Payung Hukum Membatasi Top Up Free Fire, PUBG Mobile, dan Mobile Legends?

Dengan adanya payung hukum atau regulasi yang tepat tentunya hal ini bisa dimanfaatkan dengan benar. Sebagian besar anak kecil yang tidak tahu apa yang mereka lakukan tentu bisa berakhir buruk. Sudah sering terjadi sejak dulu dan sebagian banyak orang setuju untuk menghentikan ini.

Dengan maraknya pemain game online dengan mata uang premium di Indonesia tentunya hal ini cukup bermasalah. Sebut saja game-game yang marak dimainkan oleh pemain Indonesia, terutama anak kecil yang mana dapat dibilang sedikit “menipu”. Hal ini tentu harus diperhatikan dan di regulasi sebab hal ini hanya mengutungkan pemilik IP dan merugikan para orang tau yang seringkali uang nya di colong oleh anak mereka. Sekarang ini banyak bocil yang main 3 game laris di Indonesia, yaitu Free Fire, Mobile Legends, dan PUBG Mobile. Nah, Perlukah Payung Hukum Membatasi Top Up Free Fire, PUBG Mobile, dan Mobile Legends?

Hal ini tentu tidak terelakan karena pangsa pasar yang mayoritas anak kecil di Indonesia merajai game yang ada. Hampir tidak ada game yang lepas dari beberapa anak kecil yang naif dimana secara tidak langsung dimanfaatkan begitu saja.

Dengan adanya payung hukum atau regulasi yang tepat tentunya hal ini bisa dimanfaatkan dengan benar. Sebagian besar anak kecil yang tidak tahu apa yang mereka lakukan tentu bisa berakhir buruk. Sudah sering terjadi sejak dulu dan sebagian banyak orang setuju untuk menghentikan ini.

Disini kami akan membahas mengenao “top-up” dimana seringkali disalahgunakan oleh pemain mudah, terutama anak-anak. Walaupun kalian tidak merasakannya, tetapi banyak yang menjadi korban karena anak kecil yang tidak memiliki tanggung jawab secara legal. Seringkali orang tua mereka yang terkena masalah besar.

BATASI TOP UP

Top up merupakan hal yang seringkali bermasalah dalam dunia game online. Sebenarnya dulu top up ada untuk biaya server yang biasanya dikeluarkan oleh pemain secara rutin. Dapat dibilang ini merupakan biaya service. Tetapi semakin kesini sudah jelas tujuan top up di game-game online lainnya. Jika kalian perhatikan, bahwa top up sekarang tujuannya untuk menyedot uang pemain yang akhirnya tidak terlalu penting. Khususnya di game yang mana memberikan keuntungan ketika top up.

Dulunya hal ini sangat bermasalah di game MMORPG yang mana “sultan” akan memiliki keunggulan yang sangat tinggi, bahkan pemain yang tidak bisa mengeluarkan uang kalah jauh. Sampai sekarang hal ini merambah ke game-game lainnya.

DIBUTUHKAN PAYUNG HUKUM YANG TEPAT

PUBGgamepedia

Sebenarnya tidak banyak negara yang melindungi konsumer mereka dan akhirnya banyak yang menjadi korban kapital dimana mereka secara tidak sadar dimanfaatkan. Untuk beberapa negara yang memiliki hukum yang setidaknya melindungi para konsumer adalah Jepan dan beberapa negara Uni Eropa.

Di Jepang sendiri biasanya kalian akan diminta umum asli kalian ketika ingin top up. Alasannya adalah karena adanya hukum yang mana “Gacha” masuk kedalam perjudian. Sebenarnya anak-anak atau bocil tidak dilarang top up, hanya saja dibatasi. Biasanya dalam sebulan mereka dibatasi hanya beberapa ribu yen saja, tergantung game nya. Hal ini tentu baik untuk para orang tua yang ingin memberikan biaya untuk anak mereka yang bermain game.

Untuk beberapa negara Eropa juga sama dimana loot boxes masuk kedalam ranah hukum perjudian. Hal ini bermasalah saat itu kepada game FIFA dan Star Wars Battlefront 2 dimana banyak negara yang mengecam. Anak-anak yang menggunakan uang orang tua mereka dianggap menjadi korban perjudian dan penipuan.

PERLUKAH IMPLEMENTASI DI INDONESIA?

Cara Mendapatkan Title Supreme Mobile Legends (ML)

Tentunya hal ini seringkali bermasalah untuk banyak orang terutama orang tua. Untuk alasan adanya hukum yang jelas di Indonesia mengenai top up dan loot box atau gacha menurut banyak orang harus ada yang jelas. Tentunya hal ini untuk melindungi hak-hak konsumen. Sebaiknya di Indonesia mengikuti hukum dimana pembelian dibatasi, bukannya dilarang sepenuhnya.

Untuk anak-anak atau bocil yang bermain game online, tentunya mereka diharapkan menunjukkan umur asli mereka yang mana akan berguna untuk pembatasan top up. Selain itu pihak game juga harus transparan mengenai rate atau presentase item mereka karena hal ini seringkali menipu banyak orang. Bahkan hal ini pernah menjadi skandal di Jepang dimana ada perusahaan game yang berbohong mengenai rate mereka dan akhirnya mengeluarkan sistem yang diistilahkan sebagai “Sparking” dimana jika kalian mengeluarkan uang yang terlalu banyak dan belum mendapatkan item, kalian bisa mengambil item tersebut tanpa harus mencoba gacha lagi.

Itulah alasan utama dan pembahasan mengenai adanya permasalahan top up di game online. Beberapa game online di Indonesia walaupun sudah mulai transparan mengenai rate mereka, tetap saja banyak sekali loot boxes atau gacha yang cukup tidak mengenakan karena memangsa anak kecil yang kurang mengerti.

Website ini menggunakan Coookie untuk kestabilan akses, Apakah kamu menerimanya? Terima!Detail Tetang Cookie