Analisa RRQ vs ONIC Grand Finals MPL ID Season 8

Bisa dibilang keduanya memiliki gaya bermain yang agak berbeda. RRQ dengan permainan yang rapih dan disiplin mereka melawan ONIC yang agresif dan juga bisa dibilang draft nya relatif unik. Bahkan bisa dibilang juga ONIC itu mirip dengan RRQ yang dulu ketika bergantung kepada agresifitas Lemon dan Xin.

Kedua team ini mungkin bisa dibilang yang terbaik saat ini di Mobile Legends skena Indonesia. ONIC dan RRQ memberikan yang terbaik di masing-masing game mereka dan mungkin kalian ada yang tertarik dengan analisa RRQ vs ONIC Grand Finals MPL ID Season 8 ini.

Bisa dibilang keduanya memiliki gaya bermain yang agak berbeda. RRQ dengan permainan yang rapih dan disiplin mereka melawan ONIC yang agresif dan juga bisa dibilang draft nya relatif unik. Bahkan bisa dibilang juga ONIC itu mirip dengan RRQ yang dulu ketika bertolak kepada agresifitas Lemon dan Xin.

Bo7 adalah format yang memang agak sulit bagi banyak team. Hal ini karena selain menguji skill mereka, ada juga perhitungan kepada stamina, mental, dan strategi yang dilancarkan kedua team. Tapi terlihat ONIC unggul dalam faktor-faktor tersebut.

Analisa RRQ vs ONIC Grand Finals MPL ID Season 8

Kedua team bermain sangat apik dan patut diapresiasi. Termasuk juga semua partisipan di MPL ID Season 8 karena semua team tentunya sudah memberikan yang terbaik untuk musim ini. Tapi pemenang memang hanya ada satu saja.

Dengan format yang melelahkan ini, ONIC berhasil memberikan permainan yang sangat hebat. Tentunya sama dengan RRQ yang berhasil membuat ONIC sampai kerepotan dan memberikan salah satu series terbaik di Mobile Legends.

Game 1 – Savage Dari Sanz

Di game 1 kita mendapatkan savage pertama di palyoff MPL ID Season 8. Permainan yang sangat apik datang dari Sanz dengan salah satu hero ikonik miliknya Yi Sun-shin. Tapi tidak hanya dirinya saja karena Drian dengan zoning miliknya juga Kiboy juga memberikan impact yang tinggi dengan Eudora roam.

RRQ tidak bisa berbuat banyak pada game pertama karena map control yang mereka lepas berkat permainan ONIC yang terlalu mendorong. Bisa dibilang juga mereka agak tercounter dengan draft pick ONIC yang sangat baik.

Dari game pertama kita bisa lihat bahwa permainan agresif ONIC sangat terbantu karena adanya Drian dan Butsss juga. Adanya zoning dan juga badan yang menyerap damage membuat Sanz bisa bermain lebih efisien dan konsisten jika diberikan space.

Game 2 – ONIC Comeback, RRQ Agak Terpojok

Di game kedua sebenarnya RRQ selalu memegang tempo permainan dan ONIC yang harus kerepotan beberapa kali. Hal ini berkat Xin dan Clay yang bermain sangat apik. Salah satu hero ikonik Xin tetapi sayangnya masih kurang cukup.

Beberapa kali rotasi dan ganking dari RRQ selalu berakhir manis. Hal ini tentunya bukan tanda baik ke ONIC. Sempat kehilangan 2 inhibitor, tapi sepertinya ONIC masih belum menyerah. Butsss dan CW berhasil memanfaatkan posisi RRQ yang kurang baik sehingga mereka bisa melakukan reversal.

ONIC bermain sangat efisien di game kedua dan mereka tidak sering melakukan blunder. Jika ada kesempatan juga tidak malu untuk dimanfaatkan dan ini yang membuat RRQ kerepotan. Karena satu teamfight dan reversal akhirnya ONIC meraih poin sementara 2-0.

Game 3 – Karina Tank Albert Diluar Nalar!

Lagi-lagi hero yang tidak masuk akal di patch ini keluar dan ditangan Albert tentunya tidak butuh banyak penjelasan ya. Tangan apik dari Albert bisa membuat ONIC kerepotan dan bisa dibilang game ini agak berat sebelah.

Dari draft juga RRQ unggul karena sangat seimbang. Mereka memiliki sustain, damage, dan zoning yang baik. Ditambah lagi ditangan ahli RRQ, hero-hero mereka bisa mencapai puncak konsistensi yang baik.

Di game ini semua pemain RRQ tidak ada yang bermain buruk. Clay, Vynn, dan Albert tapi yang paling menonjol dimana map presence mereka yang sangat mengerikan dan membuat ONIC tidak berkutik banyak.

Game 4 – ONIC Raih Momentum Lagi

Di game 4 ini terasa draft mulai menarik nih. Bagaimana tidak, ada Cecilion dari ONIC dan juga Clint dari RRQ. Tapi sepertinya draft ONIC yang lebih kuat karena banyaknya sustain dan burst damage yang membuat RRQ agak kerepotan.

Damage dari Cecilion dan Paquito yang sangat tinggi memang mengerikan. Tapi jangan lupakan juga YSS juga Rafaela yang selalu ada bagi team untuk memberikan backup. Rafaela milik Kiboy memiliki impact yang sangat baik.

Lagi-lagi permainan agresif tinggi dari ONIC membuahkan hasil manis. RRQ agak kerepotan dengan rotasi dan gank dari ONIC yang tanpa henti. Belum lagi draft ONIC yang juga unggul dalam poke dan harass membuat mereka unggul dalam laning phase.

Game 5 – Lancelot Albert Turun, ONIC Goyah

Sepertinya RRQ yang makin terpojok harus memutar otak nih bagaimana mereka bisa menghentikan dominasi dari ONIC. Dengan draft yang cukup unggul, akhirnya mereka bisa mencuri satu game dari ONIC lagi.

Dengan Lancelot, Albert memberikan hasil yang sangat manis dengan permainan indahnya. Tapi jangan lupakan juga Vyn yang beberapa kali menculik dan memberikan keunggulan bagi RRQ dalam beberapa fight.

Sepertinya RRQ mulai membaca permainan cepat dari ONIC sehingga mereka bisa mengontrol map lebih baik lagi. Isolasi yang kuat dari Vyn dan R7 sangat menguntungkan RRQ yang mana bisa jadia acuan untuk game selanjutnya.

Game 6 – Albert Menggila Lagi, Clay Berikan Impact Besar

Di game 6 ini permainan juga lebih ketat lagi. RRQ lagi-lagi memberikan pressure yang sangat kuat dan membuat ONIC agak kerepotan. Beberapa kali Sanz juga diincar Paquitonya agar tidak merepotkan di teamfight.

Disini RRQ sepertinya mulai paham dengan counter ONIC yaitu jangan sering-sering berpisah. Ya, ONIC lebih memilih untuk bermain sebagai team dan menyapu bersih semua hero ONIC yang muncul di map.

RRQ yang bermain fokus ke objektif tidak membutuhkan waktu lama untuk memberikan permainan yang sangat baik. ONIC dibuat tidak berdaya karena sulit melakukan push dan objektif lainnya dan hanya mengandalkan kill saja.

Game 7 – Tidak Butuh Waktu Lama, ONIC Fast End!

Game terakhir sebagai penentuan pastinya ditunggu banyak orang. Bagaimana kedua team menjadi raja di MPL ID Season 8 pastinya memiliki game seru. Tapi ONIC tidak butuh waktu lama untuk membungkan RRQ dengan waktu relatif cepat.

Dalam game ini ONIC bermain sangat efektif dan langsung melakukan fast end satu lane. Permainan agresif ONIC yang mulai terbaca sepertinya masih dilakukan, tapi mereka tidak buang waktu dan langsung fokus begitu saja.

Dengan game penentuan ini, ONIC memberikan performa yang sangat baik dan RRQ harus tumbang di game yang sangat cepat. Bahkan Karina Albert yang terlihat agak dominan harus kalah dengan relatif cepat.

Konklusi Analisa

Dari series ini terlihat memang ONIC menggunakan META yang mengedepankan informasi. Sebut saja YSS, Aldous, Popol, dan Selena. Empat hero ini jadi andalan ONIC yang bermain agresif dan mengandalkan game sense yang tajam.

Walau di series ini memang Sanz yang Kiboy yang menonjol, tapi banyak orang yang lupa dengan Drian. Dirinya beberapa kali jadi kunci kemenangan dan game bisa dirinya kontrol walau dalam posisi yang kurang menguntungkan.

ONIC mengedepankan permainan yang sangat aktif dan tidak membuang waktu. Tanpa istirahat mereka terus bergerak dan hal ini membuat RRQ kerepotan. Beberapa kali tapi RRQ bisa mengontrol balik dan mengalahkan ONIC.

Kedua team memberikan game yang sangat seru dan ketat. Tapi memang hanya satu yang terbaik yang bisa jadi pemenang dan kali ini ONIC yang jadi juara MPL ID Season 8. Jadi yang terbaik di Indonesia belum cukup dan masih ada kompetisi internasional lainnya.

Selamat kepada ONIC yang bermain sangat apik dan menjadi raja di MPL ID Season 8 kali ini. Dengan ini maka mereka jadi raja baru di era baru dan bersama RRQ akan jadi wakil untuk menuju M3 Mobile Legends nantinya.

Website ini menggunakan Coookie untuk kestabilan akses, Apakah kamu menerimanya? Terima!Detail Tetang Cookie